Wednesday, October 12, 2011


Apakah Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan?
"Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB)" adalah sebuah konsep yang jauh melampaui pendidikan lingkungan. ESD adalah proses pendidikan untuk mencapai pembangunan manusia ("tiga pilar pembangunan manusia" yang diusulkan oleh UNDP : pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan) secara inklusif, adil dan aman. Ini meliputi pendidikan untuk pengentasan kemiskinan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, keragaman budaya, pemahaman internasional, perdamaian dan banyak lagi. UNESCO mengusulkan bahwa visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah sebuah dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pendidikan yang berkualitas dan mempelajari nilai-nilai, perilaku dan gaya hidup yang diperlukan untuk masa depan yang berkelanjutan dan untuk transformasi sosial yang positif. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs UNESCO tentang pendidikan untuk ESD.
Mengapa ESD?
Konsep pembangunan berkelanjutan menyentuh pada semua aspek tatanan sosial dan kelembagaan. Dalam pembangunan berkelanjutan pengertian menyediakan cara untuk mengartikulasikan proyek sosial secara keseluruhan dan tujuan pembangunan. Sejak KTT Bumi pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, telah ada peningkatan pengakuan atas peran penting pendidikan dalam mempromosikan konsumsi yang berkelanjutan dan pola produksi dalam rangka untuk mengubah sikap dan perilaku orang sebagai individu, termasuk sebagai produsen dan konsumen, dan sebagai warga negara . Jika lain yang terkait inisiatif pendidikan internasional melihat pendidikan sebagai hak asasi manusia yang fundamental dan fokus pada penyediaan kesempatan pendidikan untuk semua orang dan mengurangi buta huruf, ESD berfokus pada prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai disampaikan melalui pendidikan dan isi dan tujuan pendidikan. Bab 36 dari Agenda 21 khusus membahas ulang orientasi pendidikan menuju pembangunan berkelanjutan, dan mencakup semua aliran pendidikan, baik formal maupun non-formal, pendidikan dasar dan semua isu kunci yang berkaitan dengan mendidik untuk pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Apa tantangan utama dari pendidikan untuk masa depan yang berkelanjutan?
Meskipun beberapa upaya untuk memperkuat ESD, banyak tantangan tetap. Secara khusus, ada kebutuhan:
  • untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan pendidikan berkelanjutan;
  • untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara berbagai tingkat pendidikan untuk SD, dan
  • untuk mengurangi kesenjangan informasi dan pengetahuan antara berbagai bagian dunia.
Apa Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (DESD)?
Berdasarkan proposal oleh Jepang dan Swedia, Majelis Umum PBB, pada Sidang ke-58 pada Desember 2002, mengadopsi sebuah resolusi untuk memulai Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (DESD) dari Januari 2005, mengikuti Rencana Pelaksanaan Johannesburg .
UNESCO ditunjuk untuk menjadi agen utama untuk Dekade dan mengembangkan rancangan Internasional Skema Pelaksanaan DESD tersebut.
Apa hubungan antara inisiatif internasional DESD dan lainnya untuk mempromosikan pendidikan sebagai hak dasar manusia?
Kita perlu untuk menempatkan para DESD dalam kaitannya dengan inisiatif internasional lainnya yang sudah di tempat, khususnya Pembangunan Milenium Goal (MDG) proses, Pendidikan untuk Semua (PUS) gerakan, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dekade Melek Huruf (UNLD).
Semua inisiatif global bertujuan untuk mencapai perbaikan dalam kualitas hidup, terutama untuk yang paling miskin dan terpinggirkan, pemenuhan hak asasi manusia termasuk kesetaraan gender, pengurangan kemiskinan, demokrasi dan kewarganegaraan aktif. Jika MDGs menyediakan satu set tujuan pembangunan yang nyata dan terukur di mana pendidikan merupakan masukan yang signifikan dan indikator, jika PUS berfokus pada cara-cara menyediakan kesempatan pendidikan untuk semua orang, dan jika UNLD berkonsentrasi pada mempromosikan sarana belajar kunci untuk semua bentuk terstruktur belajar, DESD lebih peduli dari tiga inisiatif lain dengan isi dan tujuan pendidikan.Hamil dan merancang tantangan ESD segala bentuk penyediaan pendidikan untuk mengadopsi praktek-praktek dan pendekatan-pendekatan yang mendorong nilai-nilai pembangunan berkelanjutan
Apa upaya internasional dilakukan di bidang ESD?
Sejak KTT Bumi, pembangunan berkelanjutan telah tinggi dalam agenda politik. Agenda 21, di nya Bab 36 , khusus membahas mempromosikan pendidikan, kesadaran dan pelatihan dengan penekanan khusus pada
  • reorientasi pendidikan menuju pembangunan berkelanjutan
  • meningkatkan kesadaran publik
  • dan mempromosikan pelatihan.
Selama Konferensi Dunia tentang Pendidikan Tinggi pada tahun 1998, sebuah debat tematik diselenggarakan (oleh UNU atas permintaan UNESCO) pada "pembangunan berkelanjutan (manusia)," yang membawa empat belas organisasi yang berbeda bersama-sama. Ini adalah langkah besar pertama menuju menyatukan pendidik sebagai kelompok stakeholder utama.
Tahun berikutnya diskusi pertama diadakan untuk membentuk Pendidikan Tinggi Kemitraan Global untuk Keberlanjutan. Pada tahun 2000 Perjanjian itu ditandatangani dan selama KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (WSSD) di Johannesburg pada tahun 2002, Asosiasi Internasional Universitas (IAU), yang Asosiasi Pemimpin University untuk Masa Depan yang Berkelanjutan (ULSF), Kampus Copernicus , dan UNESCO meluncurkan dengan Pendidikan Tinggi Kemitraan Global untuk Keberlanjutan (GHESP) sebagai Tipe II Kemitraan untuk mempromosikan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan khususnya di kalangan lembaga pendidikan tinggi.Orang-orang Jepang serta Pemerintah Swedia memilih pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan sebagai fokus dari kontribusi mereka.
Selama KTT Dunia tentang Berkelanjutan Developmen t di tahun 2002, UNU-IAS memimpin dalam membawa bersama-sama Kelompok Deklarasi Ubuntu untuk tanda tangan dari Deklarasi Ubuntu dalam upaya untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi dan ESD.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs UNESCO tentang pendidikan untuk ESD.

copy right:
from UNU - IAS files

Wednesday, September 28, 2011

Menjadi Mahasiswa kreatif?knp tidak?

Mahasiswa selalu identik dengan kaum intelektual, idealis, dan obsesi. Sebagai elemen elite masyarakat, mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar pintar, namun juga peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, karakteristik mahasiswa yang berjiwa dinamis, keratif, serta inovatif juga menjadi gambaran mahasiswa idaman.

Namun sayang, tak banyak kita temui mahasiswa yang intelek sekaligus kreatif. Banyak mahasiswa yang hanya pintar dalam bidang akademis, tetapi tidak mampu menciptakan sesuatu yang baru sebagai aplikasi dari apa yang sudah diperolehnya selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Maka tidak mengherankan kalau perguruan tinggi (PT) yang setiap tahunnya melahirkan sarjana-sarjana ber-IPK di atas 3,0, namun tak dapat berkompetisi di lapangan. Ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya jumlah pengangguran dari kalangan sarjana. Mereka tidak mampu bersaing dengan baik untuk mendapatkan tempat pekerjaan. Tetapi, jika mahasiswa memiliki kreatifitas, merupakan sebuah nilai tambah untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Mahasiswa yang kreatif adalah mahasiswa yang senantiasa memiliki daya cipta terhadap sesuatu. Ia selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru yang menarik. Di tangannya, sebuah kertas polos yang amat sederhana pun dapat di sulap menjadi sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai jual. Oleh karena itulah banyak perusahaan-perusahaan yang lebih senang mempekerjakan mahasiswa atau sarjana yang kreatif.

Kreatif sendiri dapat dimiliki oleh setiap orang, bisa melalui bakat atau bawaan dari lahir. Artinya, orang tersebut memang sudah mempunyai bakat kreatif dalam mengerjakan segala sesuatu. Ada pula yang memiliki kreatif dari karena selalu mengasah dan melatih diri untuk kreatif.

Bagi orang-orang yang memang sudah sejak lahir memiliki bakat sebagai orang yang kreatif tentu idak mendapatkan masalah yang berarti. Namun, bagi orang yang tidak mempunyai bakat kreatif tersebut, maka ia harus rajin melatih dan mengasah ke-kreatifannya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadi mahasiswa yang kreatif, salah satunya adalah selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru setiap hari. Seorang mahasiswa harus selalu berfikir untuk mendapatkan sesuatu yang baru (inovatif), apapun itu. Untuk membiasakan diri mencari gagasan atau ide-ide baru, dapat dilakukan dengan pada saat akhir jam kerja dengan merenung kira-kira 10 menit. Pikirkan apa saja yang telah dilakukan pada hari itu. Lalu pikirkan cara yang lebih baik untuk pekerjaan esok hari. Ciptakan gagasan yang berbeda karena sesuatu yang berbeda akan lebih tampak menarik. Kumpulkan semua gagasan dan ide-ide tersebut. Dengan begitu, mahasiswa akan terbiasa memikirkan dan mencari ide-de atau gagasan yang baru.

Selain itu, mahasiswa juga harus jeli menangkap peluang yang ada di sekitarnya agar dapat mengembangkan keterampilannya (life skill) yang dimilikinya. Peluang-peluang itu dapat berupa dunia bisnis, seperti usaha bersama, menjadi tenaga kerja part-time, meluangkan waktu khusus di perpustakaan, membuat artikel/opini untuk dikirim ke media cetak, atau yang lainnya. Dengan menekuni dunia kerja sambil kuliah, mahasiswa mendapat keuntungan ganda, yaitu financial sekaligus mengasah keterampilannya (life skill).

Bagi seorang mahasiswa, mengenal dunia bisnis akan semakin mengasah mental bisnisnya serta semakin jeli melihat peluang-peluang yang ada di sekitarnya. Mahasiswa yang kreatif, akan lebih memilih berfikir dengan memaksimalkan fungsi otak, guna meraih apa yang diinginkannya. Mengenal dunia kerja lebih dini juga membuat mahasiswa mampu berkompetisi saat berada pada kenyataan di lapangan. Pengalaman dan keterampilan yang dimiliki akan mempermudah mereka menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang. Kreatifitas yang akan lahir dari keterampilan itu juga akan semakin lengkap, dengan demikian masalah pengangguran yang selalu dialami oleh para sarjana-sarjana muda, karena sedikitnya lahan pekerjaan, akan teratasi dengan baik.

Kejelian terhadap peluang yang ada juga berguna ketika mahasiswa tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan. Artinya, mereka sudah mampu melirik peluang bisnis apa yang ada untuk menciptakan lapangan baru.

Namun sayang, tak banyak kita temui mahasiswa yang intelek sekaligus kreatif. Banak mahasiswa yang hanya pintar dalam bidang akademis, tetapi tidak mampu menciptakan sesuatu yang baru sebagai aplikasi dari apa yang sudah diperolehnya selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Maka tidak mengherankan kalau perguruan tinggi (PT) yang setiap tahunnya melahirkan sarjana-sarjana ber-IPK di atas 3,0, namun tak dapat berkompetisi di lapangan. Ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya jumlah pengangguran dari kalangan sarjana. Mereka tidak mampu bersaing dengan baik untuk mendapatkan tempat pekerjaan. Tetapi, jika mahasiswa memiliki kreatifitas, merupakan sebuah nilai tambah untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Mahasiswa yang kreatif adalah mahasiswa yang senantiasa memiliki daya cipta terhadap sesuatu. Ia selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru yang menarik. Di tangannya, sebuah kertas polos yang amat sederhana pun dapat di sulap menjadi sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai jual. Oleh karena itulah banyak perusahaan-perusahaan yang lebih senang mempekerjakan mahasiswa atau sarjana yang kreatif.

Kreatif sendiri dapat dimiliki oleh setiap orang, bisa melalui bakat atau bawaan dari lahir. Artinya, orang tersebut memang sudah mempunyai bakat kreatif dalam mengerjakan segala sesuatu. Ada pula yang memiliki kreatif dari karena selalu mengasah dan melatih diri untuk kreatif.

Bagi orang-orang yang memang sudah sejak lahir memiliki bakat sebagai orang yang kreatif tentu idak mendapatkan masalah yang berarti. Namun, bagi orang yang tidak mempunyai bakat kreatif tersebut, maka ia harus rajin melatih dan mengasah ke-kreatifannya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadi mahasiswa yang kreatif, salah satunya adalah selalu memiliki gagasan atau ide-ide baru setiap hari. Seorang mahasiswa harus selalu berfikir untuk mendapatkan sesuatu yang baru (inovatif), apapun itu. Untuk membiasakan diri mencari gagasan atau ide-ide baru, dapat dilakukan dengan pada saat akhir jam kerja dengan merenung kira-kira 10 menit. Pikirkan apa saja yang telah dilakukan pada hari itu. Lalu pikirkan cara yang lebih baik untuk pekerjaan esok hari. Ciptakan gagasan yang berbeda karena sesuatu yang berbeda akan lebih tampak menarik. Kumpulkan semua gagasan dan ide-ide tersebut. Dengan begitu, mahasiswa akan terbiasa memikirkan dan mencari ide-de atau gagasan yang baru.

Selain itu, mahasiswa juga harus jeli menangkap peluang yang ada di sekitarnya agar dapat mengembangkan keterampilannya (life skill) yang dimilikinya. Peluang-peluang itu dapat berupa dunia bisnis, seperti usaha bersama, menjadi tenaga kerja part-time, meluangkan waktu khusus di perpustakaan, membuat artikel/opini untuk dikirim ke media cetak, atau yang lainnya. Dengan menekuni dunia kerja sambil kuliah, mahasiswa mendapat keuntungan ganda, yaitu financial sekaligus mengasah keterampilannya (life skill).

Bagi seorang mahasiswa, mengenal dunia bisnis akan semakin mengasah mental bisnisnya serta semakin jeli melihat peluang-peluang yang ada di sekitarnya. Mahasiswa yang kreatif, akan lebih memilih berfikir dengan memaksimalkan fungsi otak, guna meraih apa yang diinginkannya. Mengenal dunia kerja lebih dini juga membuat mahasiswa mampu berkompetisi saat berada pada kenyataan di lapangan. Pengalaman dan keterampilan yang dimiliki akan mempermudah mereka menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang. Kreatifitas yang akan lahir dari keterampilan itu juga akan semakin lengkap, dengan demikian masalah pengangguran yang selalu dialami oleh para sarjana-sarjana muda, karena sedikitnya lahan pekerjaan, akan teratasi dengan baik.

Kejelian terhadap peluang yang ada juga berguna ketika mahasiswa tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan. Artinya, mereka sudah mampu melirik peluang bisnis apa yang ada untuk menciptakan lapangan baru.

"be smart and creative"

Namun ada satu faktor penting lagi yang harus dimiliki oleh mahasiswa yang kreatif, yaitu MOTIVASI. Walaupun banyak ide-ide atau gagasan yang dimiliki serta peluang usaha yang ada, semua itu masih tetap terkendala apabila tidak ada motivasi dari diri sendiri.